Selasa, 18 Agustus 2009

Vivat Akuntansi



Vivat Akuntansi

Vivat Akuntansi UNAIR
Almamater tercinta
Tempat mewujudkan cita mulia
Menempa jiwa dan maju berkarya

Hai warga Akuntansi Airlangga
Sambutlah masa depan cerah
Belajar berkarya untuk nusa
Tunjukkan prestasi pada negeri

Akuntansi Airlangga kebanggan Indonesia Raya
Vivat Akuntansi UNAIR
Hiduplah selamanya
Abadilah sampai sepanjang masa
Akuntansi UNAIR tetap jaya


Lagu ini adalah lagu kebanggan warga Akuntansi UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Sabtu, 08 Agustus 2009

Sebuah catatan dari Tri Septian Rizki Aditya tentang Bazar Buku

Semester genap tahun ajaran 2008/2009 telah dimulai, wajah-wajah baru mulai terlihat. Di salah satu lorong (lebih akrab di sebut “corner”) segerombolan mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan asik membentuk lingkaran kecil guna berbagi akan kisah mereka sewaktu liburan baik di buat untuk mengerjakan hal yang mereka suka maupun hal yang tidak mereka suka yang dipikiran mereka menarik akan keluar dari mulut masing-masing mahasiswa/i. Terdapat semangat yang terpancar dari muka-muka para mahasiswa/i dalam menempuh semester baru yang akan mereka hadapi. mungkin karena indeks prestasi semester lalu yang kurang menyenangkan maupun barang-barang “baru” yang mereka kenakan. Namun di tengah-tengah kehebohan mereka bercerita masing-masing pengalaman mereka terdapat beberapa orang yang sibuk menata buku di atas meja. Dengan penuh semangat mereka mulai merapikan letak buku-buku sehingga lebih enak dipandang maupun dicari keberadaan judul bukunya. Ada seorang diantaranya, dengan mengenakan baju poloshirt hijau tua disertai jaket coklatnya serta tas selempangan hitam yang di kenakan menyilang dari bahu kiri hingga pinggang kanannya, dia sibuk melihat hasil penataan bukunya apakah sudah terlihat menarik atau masih perlu perbaikan. Beberapa orang lainnya yang kukenal tapi tidak terlalu akrab seperti bagus, theo, marsya dan vani serta seorang kakak kelas yang kalau tidak salah bernama hery sibuk mengangkat beberapa kardus yang menurutku di dalam kardus itu berisi setumpuk buku yang akan mereka rapikan di atas meja yang masih terlihat kosong. Mereka bersemangat sekali hari itu yang mungkin karena hari pertama mereka berjualan dan belum merasakannya untuk periode yang lebih lama. Tak lama kemudian ada seorang lelaki berkemeja coklat berhenti di depan meja yang diatasnya tertata rapi buku-buku dan terlihat tertawa kecil dengan anak yang berbaju hijau tadi dan menepuk bahu anak itu seakan-akan memberikan semangat kecil agar anak itu dapat tetap tersenyum walau hanya di depannya saja. Sebenarnya anak berbaju hijau sudah terlihat tak asing lagi bagiku, aku memberanikan diri mendekat kepadanya dan aku menyapanya. “Lagi apa jo ?” tanyaku kepada anak berbaju hijau tadi . “Oh ini. aku lagi jualan buku nih. kamu udah punya buku belum untuk semester depan? ini ada lho buku statisitik. Buku yang di pake ini ko. Ayo beli aja,” rayunya padaku. “Emm, aku belinya ntar aja ya. aku gag seberapa yakin kalau dosenku juga pake buku itu. tapi jangan kuatir. Aku kalo butuh-butuh buku bakal contact kamu ko. santai aja jo. oh iya jo, aku mau ke lantai 3 dulu ya. aku mau nunggu di depan kelas aja. mungkin sebentar lagi juga udah dibuka ko kelasnya,” kataku kepadanya. “ok, bro,” jawab jonathan singkat. “Jangan lupa mampir ya bos,” kata seorang lainnya yang ku ketahui ia dipanggil oleh teman-teman sebayanya dengan sebutan kakek, mungkin karena terlihat lebih dewasa di banding teman sebayanya.

Seminggu setelah hari itu, Aku kembali lewat di depan corner untuk menuju kelas. Dan tentunya aku melewati BASBUK, kegiatan yang di lakukan oleh jonathan saat bertemu denganku seminggu yang lalu. Di sana aku melihat beberapa buku yang pernah dosen mata kuliahku anjurkan untuk memilikinya guna memudahkanku dalam belajar untuk mata kuliah yang aku tempuh. Beberapa mahasiswa juga memegang buku yang terbaca olehku “Pengantar manajemen”, buku yang aku butuhkan untuk kuliahku hari ini. Segera tanpa pikir panjang aku datangi stan buku yang terirganisir oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi itu. “Ada buku pengamen ga?” tanyaku pada seorang berjilbab yang bernama mirna yang sebenarnya hanya basa-basi saja karena memang aku tau kalau di tempat ini di jual buku yang aku cari tersebut. “Ada ko. Harganya Rp. xx.xxx “ jawabnya kepadaku. Aku mengambil dompet di saku celanaku dan mengambil selembar uang 100ribuan dan menyerahkan nya kepada mirna. Kemudian mirna berbicara kepada teman di dekatnya, “endah, ini duit beli buku pengamen kembalinya Rp.xx.xxx “. Endah yang kutau namanya dari mirna mengambil beberapa lembar uang pecahan 5 ribuan serta seribuan dan memberikannya kepadaku di sertai ucapan terima kasih kepadaku. Namun buku yang aku beli tadi tidak langsung di berikan kepadaku. Buku yang tadinya di pegang oleh mirna di berikan kepada teman di sebelah kirinya sembari berkata, “hilda tolong buku pengamennya di sampul ya, udah di bayar juga ko”. “Ok.” jawab Hilda singkat. Dengan di bantu oleh Sari dan Oyie yang seakan akan berebut untuk menyampul, Hilda mengerjakan tugas yang di berikan oleh mirna tanpa kesusahan tanpa masalah yang berarti. Melihat rentetan kejadian itu aku menanyakan sesuatu, “ Eh mir, aku ga minta di sampulin, ga usah deh ntar aku kudu bayar lagi biayanya. mending ga usah deh”. Dengan tawa kecilnya mirna sepertinya ingin menjelaskan sesuatu kepadaku namun tiba-tiba ada seorang yang kukenal dengan nama eka menepuk bahuku dan mulai menjelaskan bahwa kalau basbuk ini itu beda sama basbuk lainnya. Basbuk yang diadakan oleh bidang dana HMA ini menyediakan sampul gratis bagi pembelinya selain itu buku yang di sediakan pun lengkap dengan diskon 30% pula, jadi aku tidak perlu jauh jauh ke neptunus atau toga perak kalau hanya ingin mendapatkan buku kuliah. “Oh gitu toh, makasih ya semuanya nanti kalau mau beli buku lagi aku ga perlu jauh-jauh lagi tinggal datang ke basbuk aja. Two thumbs up buat kalian,” ucapku sembari jalan menuju ruang kuliah. -teaice-

Senin, 03 Agustus 2009

visi misi HMA-UA 2009

Dewasa ini seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah, bahkan manfaat itu bisa langsung kita rasakan dalam kehidupan sehari- hari. Berbagai kemudahan yang ada tidak saja membuat segala sesuatunya praktis, ada banyak dampak negatif yang juga bermunculan. Sebagai generasi penerus bangsa yang merupakan aset negara, kita tentu berkewajiban untuk meneruskan pembangunan kearah yang lebih baik lagi. Tentu saja sikap- sikap positf diperlukan, karena pengaruh asing dan berbagai kemudahan yang ada memungkinkan kita sebagai generasi muda untuk terlena dalam menyikapi hidup.

Kami selaku pengurus Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga periose 2009 memiliki VISI dan MISI sebagai berikut,


VISI

Menjadikan HMA-UA sebagai wadah warga akuntansi yang komunikatif dan edukatif serta berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa.


MISI

  1. Mewujudkan aspirasi seluruh warga akuntansi yang besifat profesi dan pengembangan intelektualitas.
  2. Menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh pihak yang berhubungan dengan HMA-UA.
  3. Menyelenggarakan pelatihan yang edukatif bagi seluruh warga akuntansi untuk meningkatkan dan menggali potensi diri agar dapat bersaing menghadapi era globalisasi.


Kami sebagai calon penerus bangsa akan berusaha untuk mewujudkan dan mengamalkan visi misi ini, semoga langkah kami akan bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi, di mulai dari sekarang, dari hal yang kecil dan dari diri sendiri.